Jumat, 23 Mei 2014

Uji Biuret pada Pupuk UREA

LAPORAN LENGKAP


Nama                                 : Irene Pratami Raratunasah Naddu
Kelas/NIS                          : 3.C / 114675
Kelompok                          : C.2.1
Tanggal Mulai                     : 28 April 2014
Tanggal Selesai                   : 28 April 2014
Judul Penetapan                  : Uji Biuret
Tujuan Penetapan               : Untuk mengetahui ada atau tidaknya protein dalam pupuk UREA
Dasar Prinsip                      : 2 molekul UREA pada suhu tinggi bergabung atau berpolimerisasi
                                            membentuk senyawa biuret. Keberadaannya dapat diketahui
                                            dari reaksi biuret dengan garam tembaga kompleks membentuk
                                            kompleks yang berwarna lembayung.
Landasan Teori                   :
Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur karbonhidrogenoksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO.
Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resinisoureacarbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsepvitalisme.
Urea Synthesis Woehler.png
Urea terbentuk melalui proses oksidasi yang terjadi pada hati. Eritrosit atau sel darah merah yang sudah rusak (120 hari) dirombak menjadi 'haemo' dan'globin'. Selanjutnya 'haemo' akan diubah menjadi zat warna empedu yaitu bilirubin dan urobilin yang mengandung urea dan amonia yang akan keluar bersama urin dan feses.
Sekitar 90% urea industri digunakan sebagai pupuk kimia. Urea dalam bentuk butiran curah (prill) digunakan dalampertanian sebagai pupuk kimia pemasok unsur nitrogen. Di tanah, urea akan terhidrolisis dan melepaskan ionamonium. Kandungan N pada urea adalah 46%, tetapi yang tergunakan oleh tanaman biasanya separuhnya.
Karena penting dalam pembangunan pertanian, pupuk urea seringkali disubsidi oleh pemerintah suatu negara, termasuk Indonesia. Di pasaran Indonesia, pupuk urea dipasarkan dalam dua bentuk: bersubsidi (berwarna merah muda, digunakan untuk bantuan pembangunan) dan tidak bersubsidi (berwarna putih, untuk dipasarkan secara komersial).
Pupuk urea dihasilkan sebagai produk samping pengolahan gas alam atau pembakaran batu bara. Karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan industri tersebut lalu dicampur dengan amonia melalui proses Bosch-Meiser. Dalam suhu rendah, amonia cair dicampur dengan es kering (karbondioksida) menghasilkan amonium karbamat. Selanjutnya, amonium karbamat dicampur dengan air ditambah energi untuk menghasilkan urea dan air.
Sekitar 90% urea industri digunakan sebagai pupuk kimia. Urea dalam bentuk butiran curah (prill) digunakan dalampertanian sebagai pupuk kimia pemasok unsur nitrogen. Di tanah, urea akan terhidrolisis dan melepaskan ionamonium. Kandungan N pada urea adalah 46%, tetapi yang tergunakan oleh tanaman biasanya separuhnya.
Karena penting dalam pembangunan pertanian, pupuk urea seringkali disubsidi oleh pemerintah suatu negara, termasuk Indonesia. Di pasaran Indonesia, pupuk urea dipasarkan dalam dua bentuk: bersubsidi (berwarna merah muda, digunakan untuk bantuan pembangunan) dan tidak bersubsidi (berwarna putih, untuk dipasarkan secara komersial).
Pupuk urea dihasilkan sebagai produk samping pengolahan gas alam atau pembakaran batu bara. Karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan industri tersebut lalu dicampur dengan amonia melalui proses Bosch-Meiser. Dalam suhu rendah, amonia cair dicampur dengan es kering (karbondioksida) menghasilkan amonium karbamat. Selanjutnya, amonium karbamat dicampur dengan air ditambah energi untuk menghasilkan urea dan air.
Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam suatu zat yang diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein, karena asam amino berikatan dengan asam amino yang lain melalui ikatan peptida membentuk protein. Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amina molekul lain. Reaksi tersebut melepaskan molekul air sehingga disebut reaksi kondensasi.

Gambar di atas menunjukkan adanya dua molekul asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dan membentuk molekul protein. Ikatan peptida tersebut yang akan bereaksi dengan reagen biuret menghasilkan perubahan warna. Reaksi positif uji biuret ditunjukkan dengan munculnya warna ungu atau merah muda akibat adanya persenyawaan antara Cu++ dari reagen biuret dengan NH dari ikatan peptida dan O dari air. Semakin panjang ikatan peptida (banyak asam amino yang berikatan) akan memunculkan warna ungu, semakin pendek ikatan peptida (sedikit asam amino yang berikatan) akan memunculkan warna merah muda.

Alat                         : - Tabung reaksi
                                - Pipet tetes
Bahan                      : - Pupuk UREA
                                 - Aquadest
                                 - NaOH 0,1 N
                                 - CuSO
Cara Kerja               :
  1. Dilarutkan contoh ke dalam tabung reaksi dengan aquadest.
  2. Dibubuhi beberapa tetes larutan CuSO4   dan NaOH 30 %
  3. Bila terbentuk warna lembayung maka biuret (+)
Pengamatan               :
Larutan berwarna biru

Kesimpulan                :
               Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pupuk UREA tidak mengandung protein.

Daftar Pustaka             :

http://pendidikan-bio.blogspot.com/2013/11/uji-biuret.html
http://distan.riau.go.id/index.php/component/content/article/53-pupuk/141-unsur-hara-pupuk

Penetapan Kadar Amonia Bebas

LAPORAN LENGKAP


Nama                                 : Irene Pratami Raratunasah Naddu
Kelas/NIS                          : 3.C / 114675
Kelompok                          : C.2.1
Tanggal Mulai                     : 28 April 2014
Tanggal Selesai                   : 28 April 2014
Judul Penetapan                  : Kadar Amonia Bebas pada Pupuk UREA
Tujuan Penetapan               : Untuk mengetahui kadar amonia bebas yang terkandung dalam
                                            pupuk UREA
Dasar Prinsip                      : Sampel dianalisa dengan metode volumetri dimana larutan sampel 
                                            dititar dengan larutan asam (HCl)
Landasan Teori                   :
Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur karbonhidrogenoksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO.
Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resinisoureacarbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsepvitalisme.
Urea Synthesis Woehler.png
Urea terbentuk melalui proses oksidasi yang terjadi pada hati. Eritrosit atau sel darah merah yang sudah rusak (120 hari) dirombak menjadi 'haemo' dan'globin'. Selanjutnya 'haemo' akan diubah menjadi zat warna empedu yaitu bilirubin dan urobilin yang mengandung urea dan amonia yang akan keluar bersama urin dan feses.
Sekitar 90% urea industri digunakan sebagai pupuk kimia. Urea dalam bentuk butiran curah (prill) digunakan dalampertanian sebagai pupuk kimia pemasok unsur nitrogen. Di tanah, urea akan terhidrolisis dan melepaskan ionamonium. Kandungan N pada urea adalah 46%, tetapi yang tergunakan oleh tanaman biasanya separuhnya.
Karena penting dalam pembangunan pertanian, pupuk urea seringkali disubsidi oleh pemerintah suatu negara, termasuk Indonesia. Di pasaran Indonesia, pupuk urea dipasarkan dalam dua bentuk: bersubsidi (berwarna merah muda, digunakan untuk bantuan pembangunan) dan tidak bersubsidi (berwarna putih, untuk dipasarkan secara komersial).
Pupuk urea dihasilkan sebagai produk samping pengolahan gas alam atau pembakaran batu bara. Karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan industri tersebut lalu dicampur dengan amonia melalui proses Bosch-Meiser. Dalam suhu rendah, amonia cair dicampur dengan es kering (karbondioksida) menghasilkan amonium karbamat. Selanjutnya, amonium karbamat dicampur dengan air ditambah energi untuk menghasilkan urea dan air.
Sekitar 90% urea industri digunakan sebagai pupuk kimia. Urea dalam bentuk butiran curah (prill) digunakan dalampertanian sebagai pupuk kimia pemasok unsur nitrogen. Di tanah, urea akan terhidrolisis dan melepaskan ionamonium. Kandungan N pada urea adalah 46%, tetapi yang tergunakan oleh tanaman biasanya separuhnya.
Karena penting dalam pembangunan pertanian, pupuk urea seringkali disubsidi oleh pemerintah suatu negara, termasuk Indonesia. Di pasaran Indonesia, pupuk urea dipasarkan dalam dua bentuk: bersubsidi (berwarna merah muda, digunakan untuk bantuan pembangunan) dan tidak bersubsidi (berwarna putih, untuk dipasarkan secara komersial).
Pupuk urea dihasilkan sebagai produk samping pengolahan gas alam atau pembakaran batu bara. Karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan industri tersebut lalu dicampur dengan amonia melalui proses Bosch-Meiser. Dalam suhu rendah, amonia cair dicampur dengan es kering (karbondioksida) menghasilkan amonium karbamat. Selanjutnya, amonium karbamat dicampur dengan air ditambah energi untuk menghasilkan urea dan air.
Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen.
Kegunaan pupuk Urea
Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
  1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa
  2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain)
  3. Menambah kandungan protein tanaman
  4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan
Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen
  1. Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan
  2. Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun
  3. Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun bagian bawah terus ke bagian atas
  4. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
  5. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering kali masak sebelum waktunya


Alat                                 : - Erlenmeyer
                                         - Pipet tetes
                                         - Buret
Bahan                              : - Contoh pupuk UREA
                                         - Aquadest
                                         - Indikator MM:Mb (1:1)
                                         - HCl 0,02 M
Cara Kerja                      :
  1. Ditimbang 10 gram contoh pupuk UREA ke dalam erlenmeyer.
  2. Ditambahkan 25 ml aquadest dan dibubuhi indikator MM:Mb (1:1).
  3. Dititar dengan HCl 0,02 M hingga titik akhir.
Pengamatan                      :
  • Bobot sampel             = 10,0890 gram
  • Volume penitar           = 9,50 ml
Perhitungan                       :

Kesimpulan                        :
                  Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar amonia bebas yang terdapat dalam sampel pupuk UREA ialah sebesar 0,03%.

Daftar Pustaka                    :
http://id.wikipedia.org/wiki/Urea
http://pusri.wordpress.com/2007/09/22/mengenal-pupuk-urea/





Kadar Asam Bebas pada Pupuk ZA

LAPORAN LENGKAP


Nama                                 : Irene Pratami Raratunasah Naddu
Kelas/NIS                          : 3.C / 114675
Kelompok                          : C.2.1
Tanggal Mulai                     : 28 April 2014
Tanggal Selesai                   : 28 April 2014
Judul Penetapan                  : Penentuan Kadar Asam Bebas dalam Pupuk ZA
Tujuan Penetapan               : Untuk mengetahui kadar asam bebas yang terdapat dalam pupuk ZA
Dasar Prinsip                      : Keasaman bebas dapat ditentukan dengan cara titrasi langsung
                                            dengan larutan NaOH 0,1 N dengan indikator SM
Landasan Teori                   :


PUPUK ZA (SNI 02-1760-2005) 

Spesifikasi :
Nitrogen minimal 20,8%
belerang minimal 23,8%
Kadar air maksimal 1%
kadar Asam Bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1%
Bentuk kristal Warna putih Warna orange untuk ZA bersubsidi Dikemas dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg
Sifat dan keunggulan pupuk ZA
Tidak higroskopis
Mudah larut dalam air
Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan
Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama
Dapat dicampur dengan pupuk lain
Aman digunakan untuk semua jenis tanaman
Meningkatkan produksi dan kualitas panen
Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan
Memperbaiki rasa dan warna hasil panen
Gejala
kekurangan unsur hara Belerang pada tanaman
Produksi protein tanaman menurun,
pertumbuhan sel tanaman kurang aktif
Terjadi penimbunan amida bebas dan asam amino sampai batas yang berbahaya bagi tanaman
Terjadi kerusakan aktivitas fisiologis dan mudah terserang hama penyakit
Produksi butir daun hijau menurun, proses asimilasi dan sintesis karbohidrat terlambat, tanaman mengalami klorosis/kekuningan dan hasil panen rendah.
Pupuk Za adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan haranitrogen danbelerang bagi tanaman. Nama Za adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda ‘zwavelzure ammoniak’, yang berarti Ammonium Sulfat (NH4SO4).
Ammonium Sulfat bila dalam keadaan murni berwarna putih garam dengan bentuk kristal. Wujud pupuk ini juga berbentuk butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini bersifat higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk Urea. Namun dalam perdagangannya, Ammonium Sulfat berwarna putih dan tergantung pada bahan pencampur yang terkandung didalamnya seperti kelabu, kemerah-merahan, kekunung-kuningan, biru tua atau bahkan kadang berwarna semu Ammonium Sulfat karena adanya kandungan H2SO4 bebas, garam-garam mineral dan uap air.
Karena ion Sulfat larut secara kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan pemakaiannya.
Reaksi kerja pupuk Za agak lambat sehingga cocok untuk pupuk dasar. Sifat reksinya asam, sehingga tidak disarankan untuk tanah ber-pH rendah. Selain itu, pupuk ini sangat baik untuk sumber Sulfur. Lebih disarankan dipakai didaerah panas.Pupuk Za yang diperdagangkan dalam bentuk kristal, umumnya berwarna putih, tapi ada juga yang berwarna abu-abu, biru kabuan dan kuning, tergantung kepada pembuatannya.
Ammonium sulfat merupakan jenis pupuk nitrogen yang paling sering dipakai dalam perdagangan karena hidrolisa ion NH4+ ini sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan tanaman.
Banyak proses yang digunakan dalam produksi Ammonium Sulfat, penggolongannya tersebut berdasarkan atas bahan baku yang digunakan, proses-proses tersebut diantaranya:
a.       Proses yang menggunakan bahan baku (by product) dari pembuangan gas Kokas.
b.      Proses konversi Kalsium Sulfat alam (gibs) atau Kalsium Sulfat by produk(yang diambil dari pabrik asam Phosphate).
c.       Proses dengan reaktan murni, seperti Ammonia yang diperoleh dari Ammonia plant dan Asam Sulfat dari pross kontak. Pada proses dengan reaktan murni ini, ada bermacam-macam prosesnya.
Proses dasar cyclenya sama tetapi untuk menyatukan perbedaan secara teknis diperlukan suatu proses penyempurnaan. Yaitu dengan adanya proses netralisasi antara Ammonia dan Asam Sulfat lalu terjadi kristalisasi dengan tekanan vakum. Netralisasi akan terjadi pada temperature yang lebih rendah dibandingkan bila operasi dilangsungkan pada tekanan atmosphere.
a.      Kandungan pupuk Za
Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %.Kandungan nitrogennya hanya separuh dariUrea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini.Terdiri dari senyawa Sulfur dalam bentuk Sulfat yang mudah diserap dan Nitrogen dalam bentuk amoniumyang mudah larut dan diserap tanaman.
b.      Spesifikasi dari Pupuk Za (SNI 02-1760-2005)
Menurut (SNI 02-1760-2005) pupuk Za memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Ø  Nitrogen minimal 20,8%
Ø  Belerang minimal 23,8%
Ø  Kadar air maksimal 1%
Ø  Kadar Asam Bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1%
Ø  Bentuk kristal
Ø  Warna putih
c.       Sifat dan keunggulan pupuk Za (SNI 02-1760-2005)
  • Tidak higroskopis
  • Mudah larut dalam air
  • Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan
  • Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama
  • Dapat dicampur dengan pupuk lain
  • Aman digunakan untuk semua jenis tanaman
  • Meningkatkan produksi dan kualitas panen
  • Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan
  • Memperbaiki rasa dan warna hasil panen


d.      Cara Penggunaan Pupuk Za
  • Pupuk ZA sangat dianjurkan sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan untuk semua jenis tanaman. (Unsur hara Belerang dibutuhkan tanaman sejak awal pertumbuhan)
  • Pupuk ZA dapat dicampur dengan pupuk yang lain.

Alat                             : - Erlenmeyer
                                     - Pipet tetes
                                     - Buret
                                     - Penyangga buret
 Bahan                         : - Contoh pupuk ZA
                                     - Indikator SM
                                     - H2O pH 5,4
                                     - NaOH 0,1 N
Cara Kerja                   :
  1. Ditimbang +/- 10 gram contoh pupuk ke dalam erlenmeyer.
  2. Dibubuji indikator SM dan H2O pH 5,4.
  3. Dihomogenkan lalu dititar dengan NaOH 0,1 N  sampai pH larutan menjadi 5,4 (sindur)
Pengamatan                   :
Bobot contoh = 10,0890 gram
Tidak terjadi perubahan warna

Perhitungan                     :


Kesimpulan                         :

                 Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada pupuk ZA tidak mengandung asam bebas hal ini dikarenakan pada saat penitaran tidak terjadi perubahan warna

Daftar Pustaka                   :
http://andiarbeta.blogspot.com/2013/08/info-produck-pupuk-petrokimia-gresik.html
http://feronikafajriyanti.blogspot.com/2012/05/pupuk-za.html



                   



Penentuan pH pada Pupuk TSP, UREA dan ZA

LAPORAN LENGKAP


Nama                                 : Irene Pratami Raratunasah Naddu
Kelas/NIS                          : 3.C / 114675
Kelompok                          : C.2.1
Tanggal Mulai                     : 28 April 2014
Tanggal Selesai                   : 28 April 2014
Judul Penetapan                  : Penentuan pH
Tujuan Penetapan               : Untuk mengetahui derajat keasaman (pH) yang terkandung
                                            dalam pupuk TSP, UREA dan ZA
Dasar Prinsip                      : Konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan encer umumnya
                                            sangat rendah tetapi sangat menentukan sifat-sifat dari
                                            larutan.
Landasan Teori                   :
pH didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktivitas ion hidrogen dalam larutan berpelarut air. pH merupakan kuantitas tak berdimensi.
\mathrm{pH} = - \log_{10} a_ \mbox{H} = \log_{10} \frac{1}{a_ \mbox{H}}
dengan aH adalah aktivitas ion hidrogen. Alasan penggunaan definisi ini adalah bahwa aH dapat diukur secara eksperimental menggunakan elektrode ion selektif yang merespon terhadap aktivitas ion hidrogen ion. pH umumnya diukur menggunakan elektrode gelas yang mengukur perbedaan potensial E antara elektrode yang sensitif dengan aktivitas ion hidrogen dengan elektrode referensi. Perbedaan potensial pada elektrode gelas ini idealnya mengikuti persamaan Nernst:
 E = E^0 + \frac{RT}{nF} \log_e(a_\mbox{H}); \qquad \mathrm{pH} = \frac{E^0-E}{2,303 RT/F}
dengan E adalah potensial terukur, E0 potensial elektrode standar, R tetapan gasT temperatur dalam kelvin, F tetapan Faraday, dan n adalah jumlah elektron yang ditransfer. Potensial elektrode E berbanding lurus dengan logartima aktivitas ion hidrogen.
Definisi ini pada dasarnya tidak praktis karena aktivitas ion hidrogen merupakan hasil kali dari konsentrasi dengan koefisien aktivitas. Koefisien aktivitas ion hidrogen tunggal tidak dapat dihitung secara eksperimen. Untuk mengatasinya, elektrode dikalibrasi dengan larutan yang aktivitasnya diketahui.
Definisi operasional pH secara resmi didefinisikan oleh Standar Internasional ISO 31-8 sebagai berikut: [6] Untuk suatu larutan X, pertama-tama ukur gaya elektromotif EX sel galvani
elektrode referensi | konsentrasi larutan KCl || larutan X | H2 | Pt
dan kemudian ukur gaya elektromotif ES sel galvani yang berbeda hanya pada penggantian larutan X yang pHnya tidak diketahui dengan larutan S yang pH-nya (standar) diketahui pH(S). pH larutan X oleh karenanya
 \text{pH(X)} - \text{pH(S)} = \frac{E_\text{S} - E_\text{X} }{2,303RT/F}
Perbedaan antara pH larutan X dengan pH larutan standar bergantung hanya pada perbedaan dua potensial yang terukur. Sehingga, pH didapatkan dari pengukuran potensial dengan elektrode yang dikalibrasikan terhadap satu atau lebih pH standar. Suatu pH meter diatur sedemikiannya pembacaan meteran untuk suatu larutan standar adalah sama dengan nilai pH(S). Nilai pH(S) untuk berbagai larutan standar S diberikan oleh rekomendasi IUPAC.[7] Larutan standar yang digunakan sering kali merupakan larutan penyangga standar. Dalam prakteknya, adalah lebih baik untuk menggunakan dua atau lebih larutan penyangga standar untuk mengijinkan adanya penyimpangan kecil dari hukum Nerst ideal pada elektrode sebenarnya. Oleh karena variabel temperatur muncul pada persamaan di atas, pH suatu larutan bergantung juga pada temperaturnya.
Pengukuran nilai pH yang sangat rendah, misalnya pada air tambang yang sangat asam,[8] memerlukan prosedure khusus. Kalibrasi elektrode pada kasus ini dapat digunakan menggunakan larutan standar asam sulfat pekat yang nilai pH-nya dihitung menggunakan parameter Pitzer untuk menghitung koefisien aktivitas.[9]
pH merupakan salah satu contoh fungsi keasaman. Konsentrasi ion hidrogen dapat diukur dalam larutan non-akuatik, namun perhitungannya akan menggunakan fungsi keasaman yang berbeda. pH superasam biasanya dihitung menggunakan fungsi keasaman HammettH0.
Umumnya indikator asam-basa sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah
Selain menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit / konduktivitas suatu larutan.

p[H][sunting | sunting sumber]

Menurut definisi asli Sørensen [2], p[H] didefinisikan sebagai minus logaritma konsentrasi ion hidrogen. Definisi ini telah lama ditinggalkan dan diganti dengan definisi pH. Adalah mungkin untuk mengukur konsentrasi ion hidrogen secara langsung apabila elektrode yang digunakan dikalibrasi sesuai dengan konsentrasi ion hidrogen. Salah satu caranya adalah dengan mentitrasi larutan asam kuat yang konsentrasinya diketahui dengan larutan alkali kuat yang konsentrasinya juga diketahui pada keberadaan konsentrasi elektrolit latar yang relatif tinggi. Oleh karena konsentrasi asam dan alkali diketahui, adalah mudah untuk menghitung ion hidrogen sehingga potensial yang terukur dapat dikorelasikan dengan kosentrasi ion. Kalibrasi ini biasanya dilakukan menggunakan plot Gran.[10] Kalibrasi ini akan menghasilkan nilai potensial elektrode standar, E0, dan faktor gradien, f, sehingga persamaan Nerstnya berbentuk
E = E^0 + f\frac{RT}{nF} \log_e[\mbox{H}^+]
Persamaan ini dapat digunakan untuk menurunkan konsentrasi ion hidrogen dari pengukuran eksperimental E. Faktor gradien biasanya lebih kecil sedikit dari satu. Untuk faktor gradien kurang dari 0,95, ini mengindikasikan bahwa elektrode tidak berfungsi dengan baik. Keberadaan elektrolit latar menjamin bahwa koefisien aktivitas ion hidrogen secara efektif konstan selama titrasi. Oleh karena ia konstan, maka nilainya dapat ditentukan sebagai satu dengan menentukan keadaan standarnya sebagai larutan yang mengandung elektrolit latar. Dengan menggunakan prosedur ini, aktivitas ion akan sama dengan nilai konsentrasi.
Perbedaan antara p[H] dengan pH biasanya cukup kecil. Dinyatakan bahwa[11] pH = p[H] + 0,04. Pada prakteknya terminologi p[H] dan pH sering dicampuradukkan dan menyebabkan kerancuan.

pOH[sunting | sunting sumber]

pOH kadang-kadang digunakan sebagai satuan ukuran konsentrasi ion hidroksida OH−. pOH tidaklah diukur secara independen, namun diturunkan dari pH. Konsentrasi ion hidroksida dalam air berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen berdasarkan persamaan

   [OH−] = KW /[H+]





Alat                                : - Tabung reaksi
                                        - Sendok zat
                                        - Kertas pH universal
Bahan                            : - Contoh pupuk TSP
                                        - Contoh pupuk UREA
                                        - Contoh pupuk ZA
                                        - Aquadest
Cara Kerja                      :
  1. Contoh pupuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
  2. Dilarukan dengan aquadest
  3. pH larutan diperiksan dengan kertas pH universal
Pengamatan                    :
  • pH pupuk ZA = 5
  • pH pupuk UREA = 6
  • pH pupuk TSP = 4
Kesimpulan                      :
               Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
  • pH pupuk ZA ialah 5
  • pH pupuk UREA ialah 6
  • pH pupuk TSP ialah 4
Daftar Pustaka                   :
http://id.wikipedia.org/wiki/PH
http://www.google.co.id/search?q=kertas+pH&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=MTh_U4JTjfKtB7CMgLAD&ved=0CAYQ_AUoAQ&biw=1366&bih=667#facrc=_&imgdii=_&imgrc=GXzb-eh2xPHvAM%253A%3BeK2W8V3KQ6nxPM%3Bhttp%253A%252F%252Fithengcemani.blog.ugm.ac.id%252Ffiles%252F2010%252F12%252Fimage16.png%3Bhttp%253A%252F%252Fithengcemani.blog.ugm.ac.id%252F2010%252F12%252F04%252Fmau-hemat-dalam-penelitian-baca%252F%3B360%3B360